Satu Perbedaan, Seribu makna

Saat itu pada hari sabtu ada dua acara yang mungkin bisa dibilang cukup Besar di Bogor. Dua acara yang terlihat jelas perbedaannya akan tetapi lokasinya berdekatan. Acara-acara itu adalah Festival Kebudayaan Daerah Sunda yang acaranya terletak di Kemuning Gading dan Bonenkai Japan Festival. Saat itu aku memang berencana pergi ke dua acara itu supaya aku mendapat suatu pelajaran dari acara tersebut.

Saat pulang sekolah aku pergi kesana bersama Gary, Christian, Siska, dan Esfi. Saat kami tiba dilokasi, kami bertemu Riri, Dini, dan Nita. Dalam gedung yang cukup besar, terasa panas sekali. Gerah. Yang ingin aku lakukan adalah pergi keluar sebentar, ya mungkin untuk mencari angin. Akan aku juga ingi melihat pertunjukkan sampai habis (penasaran). Aku dan yang lainnya melihat pertunjukkan tari. Saat itu aku melihat peserta tari yang ke 8. Setelah pertunjukkan tari peserta itu selesai aku dan yang lainnya membeli es krim sekedar untuk iseng-iseng. Dan terlihat diluar gedung ternyata sudah hujan deras.
Saat aku kembali dengan potongan es yang telah habis dimakan, aku melanjutkan menonton pertunjukkan peserta yang lainya. Dan tidak lupa juga aku memfoto pertunjukkan itu. hehe

Dan tiba saat peserta terakhir, aku maju kedepan untuk melihat lebih dekat. Ternyata itu adalah Sanggar Tari Obor Sakti dan terlihat juga Pa Odoy memegang sebuah alat musik. Pertunjukkan pun dimulai..
mmhh..
Menurut aku musik pengiringnya berbeda dengan musik pengiring tari dari peserta lain. Terdengar bass yang mendominasi dipadu dengan gitar dan tetabuhan yang harmonis (ini menurutku. hehe) Pertunjukkan tari juga tidak kalah bagus dengan peserta yang lain. Dalam pertunjukkan itu terlihat satu orang lelaki dan beberapa perempuan yang menari.
Setelah pertunjukkan aku simpulkan bahwa pertunjukkan dari peserta-peserta tari yang telah aku lihat ternyata berbeda dengan pandanganku sebelumnya. Semua tari memiliki tema yang sederhana akan tetapi mengandung pesan yang besar kepada penonton. Dan perpaduan unsur-unsur yang terkandung membuat penonton kagum. Selama ini kita hanya melihat suatu tari dari penampilan fisik saja. Seharusnya kita dapat mengambil pesan dari suatu pertunjukkan.

Saat keluar gedung ternyata kami bertemu Pa Odoy. Dan Pa Odoy langsung menanyakan pendapat kita tentang pertunjukkan tadi. Selain itu Pa Odoy memanggil seorang turis mancanegara untuk kita wawancarai. (Wah. Dadakan banget.) Turis itu memakai baju yang juga sama dipakai oleh personil Sanggar Seni Obor Sakti.
Awalnya kami bingung ingin bertanya apa, percakapan pun muncul..
Kami menanyakan beberapa pertanyaan. (Ya tentang seni.hehe)
Saat percakapan kami banyak mengeluarkan kata seperti thats right, ohh, thats cool. haha
Karena kami juga belum lancar berbahasa Inggris.
Bule itu kemudian berkata dengan logatnya"Don't be shy, jangan malu". (Siapa yang malu pa, kita bingung mau nanya apa. Nanti kalo kita pake Bahasa Indonesia atau Bahasa Sunda kaga ngarti lagi. haha)
Turis itu bernama Ferdinand, dya berasal dari Italy. Di Indonesia udah 1 tahun. Katanya dia sangat menyukai Indonesia dan betah disini. Wew. Baguslah ^^


Chris, Atul, Ferdinand, Pa Odoy, Rj


Pa Oody, Orang Papua Nugini, Rj, Chris, Atul, Ferdinand, Nita, Orang Bule, Orang Filipina, Orang Bule

Aku penasaran dengan budaya Jepang. Dan jujur aku juga ingin ke Jepang. Aku penasaran dengan dunia luar. Aku ingin melihat alamnya, budaya aslinya, teknologinya. Aku ingin mempelajari teknologi disana yang kemudian nanti bisa aku gunakan di Indonesia. Dan aku berniat untuk melihat Bonenkai Japan Festival supaya aku tahu bagaimana Budaya Jepang itu.

Setelah tiba disana, rame banget. Kami bingung mau kemana. haha
Ternyata disana hanya ada budaya Jepang model harajuku gtuu.. Budaya Jepang yang asli sepertinya tidak ditampilkan.
Disana kami melihat banyak souvenir-souvenir yang dijual. (Ga tau itu asli apa ga. Aku ngerasa ada souvenir yang sering dijual di Glodok, tapi mngkin itu prasaan doang).
Sesak dan ga tau mau kemana. Itulah perasaan kami saat itu.
Kemudian kami masuk ke sebuah ruangan. Terlihat ada band yang sedang menyanyi. (Mirip banget Kangen Band.haha)
Di sana kami melihat orang-orang memakai pakaian-pakaian bergaya Jepang. Rambutnya pun sama. Orang-orang itu ternyata orang Indonesia semua. Mereka berdandan dan bergaya seperti tokoh-tokoh di komik Jepang.
Menurut aku mereka terlihat aneh dengan itu. Kayanya ga pantes. Kalo orang Jepangnya sendiri yang pakai ya pantas. Tapi orang Indonesia mungkin tidak cocok.

Budaya asli Jepang khususnya yang aku tahu itu perempuan yang memakai kimono, dan sebagainya. Menurutku, Budaya Jepang yang kita kenal sekarang adalah perpaduan antara budaya barat dan budaya Jepang itu sendiri. Orang-orang indonesia itu rela memakai baju-baju bergaya Jepang (modern dan ga asli) walaupun disana berdesak-desakan. Mereka senang dan bangga terhadap apa yang mereka pakai dan apa yang mereka lihat. Mereka sepertinya rela melakukan apa saja hanya untuk melihat dan membanggakan itu semua.

Tapi Bagaimana Dengan Kebudayaan Sendiri ?

Sangat Memprihatinkan. Disaat banyak orang asing yang datang ke Indonesia untuk mempelajari budaya Indonesia, kita malah berleha-leha dengan kebudayaan yang bukan asli milik kita. Sepertinya pemuda pemudi zaman sekarang mulai terkikis rasa nasionalismenya..
Mereka tidak memperdulikan sedang atau tinggal dimana mereka saat ini.
Dimana mereka dibesarkan.
Dimana mereka hidup dan bersosialisasi dengan banyak orang.

Ya bolehlah kalian kecewa dengan Indonesia sekarang yang mungkin banyak terdengar kata-kata Korupsi, Teroris, Ga bisa Maju, Krismon..
Tapi apakah kita diam saja ? Apakah kita hanya menonton dan hanya mengkhayal ingin Indonesia menjadi negara maju ?
Tentu saja tidak. Hai semua generasi penerus..
Masa Depan ada ditangan kita. Kita bisa untuk merubah bangsa ini menjadi lebih baik.
Dan akhirnya para pahlawan yang ada disurga tersenyum bangga dengan kita..
Dunia melihat kita sebagai bangsa yang berwibawa, terpelajar. Kita pasti bisa.
Asalkan kita memiliki niat yang kuat dan kemampuan untuk berubah menjadi lebih baik.
Tumbuhkan dahulu rasa nasionalismemu. Dimulai dari kesadaran diri masing-masing..

0 comments:

 
Copyright © feel it? love it